Motif bawah sadar

Posted by Counseling Students Association Minggu, 22 Agustus 2010 0 komentar

A. Pendahuluan
Sigmund Freud (6 Mei 1856 - 23 September 1939) adalah seorang psikiater Austria dan pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi. Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Dengan adanya teori alam bawah sadar ini, Freud telah merubah cara menyembuhkan pasiennya dari teknik hypnosis menjadi teknik asosiasi alam bebas dan analisis mimpi, yang dikembangkan dari pengetahuan tentang bawah sadar itu. Sebenarnya pemikiran Freud tentang alam bawah sadar ini merupakan teori yang banyak mengandung kontroversial dikalangan ahli psikologi. 
Kalangan behavioris, humanis dan eksistensialis Percaya bahwa: Dorongan-dorongan dan persoalan-persoalan yang dikaitkan dengan alam bawah sadar ternyata lebih sedikit dari perkiraan Freud . Bahwa alam bawah sadar ternyata tidak serumit dan sekompleks yang dibayangkan Freud. Sebagian psikolog masa kini mengartikan alam bawah sadar dengan apapun yang tidak perlu atau tidak ingin kita lihat. Bahkan ada teoritikus yang tidak menggunakan konsep alam bawah sadar ini sama sekali, seperti Brentano dan William James . Akan tetapi ada ahli psikologi yang memanfaatkan teorinya Freud ini yaitu Calr Jung.
Tetapi walaupun demikian, kalangan psikologi modern mulai menggunakan metode bawah sadar ini. Maka dari itu sebagai manusia yang ingin mengetahui tentang teori ini,penulis akan menguraikan tentang alam bawah sadar ini.
Topografi pemikiran ini digunakan untuk mencermati setiap event mental seperti berfikir dan berfantasi. Sigmund Freud menggunakan ketiga teori itu (kesadaran, prasadar dan ketidaksadaran) hanya sampai pada tahun 1920an dan kemudian pada tahun 1923 ia mengenalkan model lain dari pemikiran yaitu id, ego dan superego.  
B. Alam Bawah Sadar 
Alam bawah sadar adalah alam yang menyimpan berbagai dorongan terhadap sebagian besar prilaku seseorang yang tidak disadari oleh seseorang tersebut. Dengan adanya pengertian ini, kiranya kita bisa membayangkan alam itu berada. Sebenarnya teori tentang pikiran yang di ungkapkan oleh Freud tidak hanya alam bawah sadar saja tetapi masih ada yang di sebut dengan alam prasadar dan alam kesadaran. Sehingga dari ketiga itu dapat dianalogikan dengan ruangan yang gelap yang diberi lampu yang hanya bisa menyinari beberapa cm saja. Dari ruangan itu, kita dapati ada tempat yang terang, suram dan gelap. Dari analogi itu dapat disimpulkan bahwa tempat yang terang merupakan alam sadar, area yang suram merupakan alam prasadar dan yang gelap adalah alam bawah sadar.  
Ada juga yang menganalogikan ketiga pikiran itu dengan mesin search engine yang paling mutaakhir , yang memiliki sistem oprating sistem sendiri. pada mesin pencari itu kita hanya bisa mengakses data atau keyword yang kita cari, sisa data yang tidak terpancing keluar adalah terbentuk database yang luar biasa banyaknya. alam sadar adalah alam yang sedang kita gunakan keyword/kata kuncinya atau jika tampilan yang muncul ketika kita menggunakan sebuah mesin pencarian, sisanya tidak terlihat atau atau tidak terdekteksi lagi, jadi alam sadar adalah alam yang ada saat suatu waktu kita perlukan. Kemudian mengenai pengalaman yang terjadi masa lalu, Freud mengatakan bahwa sisa-sisa pengalaman masa lalu akan tetap ada di alam bawah sadar . Dengan demikian yang menjadi isi dari alam bawah sadar di antaranya adalah pengalaman masa lalu.
C. Kinerja Alam Bawah Sadar  
Dalam teori tentang alam sadar (conscious mind), Freud menjelaskan bahwa alam sadar adalah segala sesuatu yang disadari oleh manusia pada saat-saat tertentu, penginderaan langsung, ingatan, pemikiran, fantasi dan perasaan yang dimiliki manusia. Terkait dengan alam sadar ini adalah apa yang dinamakan oleh Freud sebagai alam pra-sadar, yaitu segala sesuatu yang yang dengan mudah dipanggil ke alam sadar, seperti kenangan-kenangan yang walaupun tidak Anda ingat ketika Anda berfikir, tetapi dapat dengan mudah dipanggil lagi, atau seringkali disebut sebagai “kenangan yang sudah tersedia” (available memory). Tidak ada masalah dengan dua lapisan ini, namun Freud mengatakan bahwa keduanya adalah bagian terkecil dari pikiran .
Ilmu psikologi mengungkapkan, bahwa alam bawah sadar menguasai 97% perilaku kita, sedangkan sisanya dimiliki oleh alam sadar . Alam bawah sadar ini hampir semua mengendalikan prilaku manusia, bahkan ketika tidur alam ini tetap bekerja seperti bernafas,mengatur detak jantung dan denyut nadi manusia.
 Walaupun demikian banyak kalangan yang masih meragukan teori ini. Hal itu terjadi karena pikiran alam bawah sadar tidak dapat dibuktikan. Akan tetapi Freud telah mengatakan adanya ketidaksadaran itu hanya dapat dibuktikan secara tidak langsung . Semua motif bawah sadar tidak bisa dikontrol oleh kemauan kita, tetapi motif-motif itu, terkadang hanya ditarik ke alam kesadaran (jika bisa). Dan itu tidak terikat oleh hukum-hukum yang ada pada alam kesadaran seperti hukum logika dan geraknya dibatasi oleh waktu dan tempat . 
Motif ketidaksadaran sebenarnya sering naik ke alam sadar tetapi tidak dengan wujud aslinya. Mengingat antara alam tidak sadar, prasadar dan alam sadar banyak penjagaan. Sehingga motif itu merubah diri dalam bentuk lain sehingga bisa lolos dari penjagaan itu. Contoh, ketika ada seseorang benci kepada ibunya. Perasaan benci ini tidak disadari oleh orang tersebut, akan tetapi rasa itu tidak serta-merta bisa hinggap di alam sadar, sehingga untuk bisa naik ke alam sadar, harus melewati alam prasadar yang harus menyamar dengan bentuk lain seperti cemas. Dari prasadar merubah bentuk lagi dengan memunculkan prilaku seseorang mencintai ibunya dengan berlebih-lebihan (cinta mencolok). Itulah yang disebut penyamaran motif bawah sadar. 
Adapun motif-motif atau isi dari alam sadar adalah dorongan-dorongan, kenginan-keinginan, sikap-sikap, perasaan-perasaan, pikiran-pikiran dan insting-insting yang tidak dapat dikontrol oleh kemauan . Motif pada kalanya muncul di alam sadar tetapi dalam perubahan bentuk dari asalnya, seperti yang telah dijelaskan diatas. Dalam konteks ketidaksadaran ini bukan berarti nonaktif atau tidur . Semua isi dari ketidak- sadaran itu berjuang untuk menjadi sadar walaupun hasilnya bukan wujud aslinya mengingat untuk menjadi alam sadar harus melewati benteng pertahanan yang ada di tingkat prasadar dan alam sadar.
D. Tejadinya Hambatan pada Alam Prasadar Sadar dan Alam Sadar
 Pada dasaarnya, semua motif ketidaksadaran itu harus cepat dipenuhi atau dipuaskan kengingannya. Karena semua alat pemenuh bersifat nikmat bagi alam bawah sadar. Sehingga jika tidak cepat-cepat dipenuhi maka pikiran bawah sadar akan meronta-ronta. Tetapi semua keinginan itu tidak bisa dipenuhi mengingat manusia selain sebagai makhluk individu juga social, sehingga harus memperhatikan realitas social untuk memenuhinya.
a. prinsip kenikamatan  
  kenikmatan ini mendorong seseorang untuk cepat mendapatkan pemuasan haqrapannya. Prinsip ini berada dibalik rangsangan alamiah (impuls alamiah) dan nafsu dasar. Motif ini berada di alam ketidak sadaran yang bersifat rangasangan, primitif dan tidak teratur. Menurut freud inilah pendorong seseorang sejak dilahirkan dan pada dasarnya menyangkut kepuasan nafsu seksual . Itulah salah satu motif yang harus segera dipenuhi.
b. prinsip realitas
  ketika seseorang mulai melebur dengan masyarakat, maka semua kebutuhan yang diharapkan oleh alam bawah sadar harus ditekan mengingat kehidupan bersosial harus menyamakan diri seseorang dengan lingkungannya. Sehingga apa-apa yang terdapat dalam pemuasan ketidaksadaran harus dirubah mengingat pemuas itu tidak sesuai dengan persepsi social. Karena itulah dorongan yang bertentang dengan prinsip kenikmatan harus berperan. Pada dorongan inilah tercakup pikiran sadar, logis dan mengharuskan penekanan pemuasan kenikmatan yang ada di bawah sadar dalam rangka hidup bersosial dan bergaul dengan orang lain. Seperti, motif seksual yang berada di alam ketidak sadaran yang dinyatakan oleh Freud sebagai kekuatan sebagian besar prilaku manusia harus ditekan atau di arahkan ke arah yang lebih aman atau bisa diterima secara social . Pengarahan itulah yang disebut pembentukan reaksi . 
Sebenarnya pengarahan-pengarahan itu terjadi karena adanya hambatan yang menghambat dari keinginan alam bawah sadar yang bersifat segara dan tidak mempedulikan lingkungan. Sehingga semua keinginan yang ada dalam bawah sadar yang terangkum pada peta pemikiran yang disebut id yang kemudian dikontrol oleh ego dan ego pun akan dikontrol superego yang bersifat baik (bermoral). 
2. Peta Pemikiran 
 Freud dalam bukunya yang berjudul The Ego and The Id , menggambarkan pemikiran yang terdiri dari campuran atau gabungan-gabungan dari kekuatan-kekuatan yang berasal dari alam sadar dan bawah sadar. Gambaran itu di bagi tiga yaitu id, ego dan superego dan dari ketiganya semua fungsi dan tujuan-tujuanya yang terdapat di alam sadar, prasadar dan bawah sadar dimasukkan
1. Id
  Id bahasa lainnya adalah Das Es atau it (benda ). Bagian ini merupakan bagian tertua dari kepribadian dan masih bersifat primitif yang beroprasi sejak bayi masih tidak berhubungan dengan dunia luar, maka ia mengandung semua dorongan bawaan yang disebut insting-insting dalam psikoanalisis. Id dianggap oleh freud sebagai sumber dorongan yang paling utama dalam tubuh manusia sehingga disebut “binatan dalam manusia ”. Id beroperasi di alam ketidaksadaran yang tidak di atur oleh hukum logika, pertimbangan waktu dan tempat. Semua isi yang terdapat di id bersifat segera dalam memenuhinya. Karena tidak terikat oleh hokum-hukum itu, maka cara memenuhinya harus sesuai dengan keinginannya yang bersifat kenikmatan baginya, walaupun tidak sesuai dengan nilai-nilai social sehingga karena demikian maka di control oleh ego dan superego sehingga dengan kontrolan seperti itu manusia bisa di terima oleh lingkungan. 
  Untuk menghindari rasa sakit jika keinginannya tidak terpenuhi dan untuk mendapatkan kenikmatan maka id mempunyai dua macam cara untuk memenuhinya yaitu:
a. tindakan-tindakan refleks
tindakan ini bersifat otomatis dan bawaan. Ia biasanya segera mereduksikan tegangan dan manusia dilengkapi dengan refleks semacam itu untuk menghadapi bentuk-bentuk rangsangan yang relative sederhana . Seperti berkedip, bersin dan lain sebagainya.
b. proses primer
proses primer ini berusaha menghentikan tegangan-tegangan yang menimbulkan gerak refleks itu. Misalnya ketika seseorang merasa lapar maka ketika itu juga terbayang yang namanya makanan, sehingga orang tersebut menghayal. Akan tetapi proses primer ini tidak mampu mereduksi tegangan, karena tidak munkin orang bisa makan khayalan. Sehingga dengan adanya hal itu akan terbentuk proses sekunder yang berupaya untuk memenuhi keinginan id yang terdapat di ego.
Penggambaran tentang id ini bisa kita lihat pada bayi, pada waktu itu prilaku bayi merupakan bentuk lebih lanjut dari id yang seutuhnya dan tidak di haling-halangi oleh ego dan soperego. Ketika bayi merasa lapar perasaannya langsung di akumulasi menjadi tangisan dan mengisap-ngisap pada mulutnya meskipun tidak ada puting ibunya, atau bayi akan mengisap apa saja yang di sodorkan ke mulutnya seperti jari tangan orang lain atau kalau tidak ada ia mengisap jari tangannya sendiri. Ia tidak menyadari bahwa prilaku yang hanya mengisap-ngisap jari itu tidak akan bisa merubah dan memenuhi keinginan id. 
Ciri-ciri dari prilaku id ini adalah tidak realistis, tidak logis dan secara serempak memiliki pikiran-pikiran yang bertentangan . Kemudian ciri yang lainnya yaitu sama dengan ketidak sadaran yaitu tidak memiliki moralitas karena ia tidak bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk dan juga tidak teratur serta seluruh energinya hanya digunakan untuk satu tujuan yaitu mencari kenikmatan tanpa menghiraukan benar atau salah.
2. Ego
Ego dalam bahasa jermannya disebut dengan das ich yang berarti aku atau diri ini, berkembang dari id yang dikhususkan menangani persoalan realita, karena id tidak bias berhubungan dengan dunia kenyataan. Dalam artian, ego dalam memenuhi kebutuhan id, itu di sesuaikan dengan konsep realitas atau kenyataan. Ego tidak memiliki energi sendiri dalam beraktifitas tetapi energinya berasal dari id. 
Dengan adanya ego manusia bisa membedakan dirinya dan lingkungan sekitarnya . Ego tumbuh karena kebutuhan id harus disesuaikan dengan dunia kenyataan objektif. Contoh; orang yang lapar, seketika membanyangkan makanan (pemuas ala id). Karena khayalan tentang makanan tadi tetap tidak merubah tegangan yang di timbulkan oleh id, maka manusia harus mencari makanan untuk menhilangkan tegangan yang ditimbulkan oleh rasa lapar itu. Tetapi dalam memenuhi kepuasan id itu, ego harus mempertimbangkan kenginan superego yang bermoral itu. Ego beroperasi di tiga daerah yaitu daerah taksadar-prasadar-sadar.
Untuk memenuhi segala tuntutan id, maka ego menggunakan cara kerja sebagai berikut:
a. prinsip kenyataan
maksud dari prinsip ini adalah ego dalam melaksanakan tugasnya disesuaikan dengan konsep realita. Bukan khayalan. Prinsip ini bertujuan mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu objek yang cocok untu pemuasan kebutuhan .
b. proses sekunder
adalah berfikir realistic yang dipakai dalam ego memuaskan kebutuhan id. Ego menyusun rencana untuk memuaskan kebutuhan dan kemudian menguji rencana itu berhasil atau tidak . 
3. Superego
Superego merupakan kekuatan moral dari kepribadian. Sebagai kepribadian yang paling luhur, maka superego ini merupakan lawan dari ego dan id dalam cara memenuhkan kebutuhan. Sehingga cara kerjanya menggunakan prinsip idealistic. Superego berkembang dari ego dan tidak mempunyai energi sendiri dan bekerja di tiga daerah yaitu sadar, prasadar dan tidak sadar.
Superego tidak rasional dan menuntut kesempurnaan, ia menghukum dengan keras kesalahan ego, entah itu sudah ddikerjakan atau masih dalam pemikiran. Superego tidak hanya menunda pemuasan id tetapi sekaligus menghalanginya. 
Ada tiga fungsi yang dimiliki oleh superego yaitu:
a. mendorong ego menggantikan tujuan-tujuan realistic dengan tujuan moralistic
b. merintangi rangasangan (impuls) id yang bertentangan dengan standar nilai masyarakat.
c. Mengejar kesempurnaan diri.
Perbandingan dari ketiga kepribadian itu, sebagaimana di kutip dari buku psikologi kepribadian (alwisol: 2008) adalah sebagai berikut:

PERBANDINGAN TIGA SISTEM KEPRIBADIAN
ID EGO SUPEREGO
Original system, asal muasal dari system yang lain. Berisi insting dan penyedia energi psikis untuk dapat beroperasinya system yang lain. Hanya mengetahui dunia dalam; tidak berhubungan dengan dunia luar, tidak memiliki pengetahuan mengenai realitas objektif. Berkembang dari id untuk menangani dunia eksternal. Memperoleh energi dari id. Memiliki pengetahuan baik mengenai dunia dalam maupun realitas objektif. Berkembang dari ego berperan sebagai tangan-tangan moral kepribadian. Merupakan wujud internalisasi nilai-nilai orang tua. Dikelompokkan menjadi dua: Conscience (menghukum tingkal laku yang salah), dan ego ideal (yang menghadiahi tingkah laku yang benar). Seperti id, superego tidak berhubungan dengan dunia luar, tidak memiliki pengetahuan mengenai realitas objektif.  
Menikuti prinsip kenikmatan (pleasure principle) dan bekerja dalam bentuk prose primer. Tujuannya tunggal yakni mengenali kenikmatan dan rasa sakit sehingga dapat memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Mengikuti prinsip realita (reality principle) dan bekerja dalam bentuk proses sekunder. Tujuannya untuk membedakan antara fantasi dengan realitas sehingga dapat memuaskan organisme. Harus dapat menggabungkan (coordinate) kebutuhan id, superego dan dunia eksternal. Tujuan umumnya adalah mempertahankan hidup dan kehidupan jenisnya (reproduksi) Mengikuti prinsip conscience dan ego ideal. Tujuannya membedakan antara benar dan salah dan menuntut bahwa diri telah mematuhi ancaman moral, dan memuaskan kebutuhan kesempurnaan.
Mencari kepuasan insting segera Menunda kepuasan insting sampai kepausan itu dapat dicapai tanpa mengalami konflik dengan superego dan dunia luar. Menghambat kepuasan insting
Tidak rasional Rasional Tidak rasional
Beroperasi di daerah unconscious Beroperasi di daerah conscious, preconcious dan unconscious. Beroperasi di daerah conscious, preconcious dan unconscio


Daftar Pustaka
Alwisol. 2008. Psikologi Kepribadian. MalangUMM Press.
Berry, Ruth. 2001. Seri Siapa Dia? Freud. Jakarta: Erlangga.
Jung ,C. G. 2003. Memories Dreams Reflections. yogyakarta: jendela.
Semiun, Yustinus OFM. 2006. Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanisius.
Shaleh ,Abdul Qodir (terjemah). 2000. Sejarah psikologi. Jogjakarta. prismasophie. 
Umam, Chairul dan Mila Afak. 2003. Surat-Surat Freud/Jung. Gresik: UMG Press
Ronny F. Ronodirdjo (http//admin.bawah-sadar.com)
www.wikipedia.com


0 Responses so far.

Posting Komentar